Minum 8 gelas sehari membuat ginjal sehatMerupakan asumsi yg salah

SELAMA ini berkembang satu pemahaman
tentang perlunya minum air minimal
delapan gelas per hari. Jika dirata-ratakan
volume gelas adalah 250 ml, berarti dalam
satu hari kita dianjurkan minum sebanyak
2 liter air. Alasan perlunya minum air
sebanyak delapan gelas per hari didasarkan
pada asumsi air itu diperlukan untuk
mencuci ginjal, salah satu organ penting
dalam tubuh kita. Makin banyak minum air
berarti ginjal sering dicuci. Karena sering
dicuci, ginjal jadi sehat dan bisa berfungsi
dengan baik.
Memiliki ginjal yang sehat dan berfungsi
baik, jelas menjadi idaman semua orang.
Ginjal merupakan organ yang berfungsi
membersihkan darah dari berbagai zat
hasil metabolisme tubuh termasuk zat
racun dalam bentuk air seni (urine) yang
harus dibuang. Manakala ginjal gagal
menjalankan fungsinya atau sering disebut
dengan "gagal ginjal", orang yang
menderitanya hanya akan menghadapi dua
pilihan jika ingin tetap hidup normal;
menjalani hemodialisis (cuci darah) secara
intensif atau mengganti ginjalnya dengan
ginjal donor yang sehat lewat proses
pencangkokan.
Saking takutnya menderita penyakit ginjal,
apalagi gagal ginjal, sebagian masyarakat
"menelan" anjuran minum air delapan
gelas per hari atau bahkan lebih. Bahkan,
ada sebagian yang minum air mineral
dengan harga relatif mahal.
Pertanyaannya, apakah betul untuk
menjadikan ginjal kita sehat kita
diwajibkan minum air sebanyak minimal
delapan gelas per hari? Apakah ini memang
anjuran medis yang bisa
dipertanggungjawabkan kebenarannya
secara ilmiah ataukah sekadar mitos tak
mendasar dan lebih didasarkan pada
kepentingan bisnis dari para produsen air
mineral agar produknya laku dijual?
Beberapa waktu lalu sejumlah peneliti
mengeluarkan suatu pernyataan cukup
mengejutkan karena isi pernyataan
tersebut berlawanan dengan anjuran
seputar perlunya minum air sebanyak
delapan gelas per hari. "Itu hanya mitos.
Belum ada bukti ilmiah minum air delapan
gelas per hari merupakan anjuran tepat. Itu
akal-akalan produsen air mineral
mendongkrak barang dagangannya," kata
Dr. Heinz Valtin, ahli ginjal dari Darmouth
Medical School New Hampshire.
Valtin menjelaskan, pernyataannya
tersebut didasarkan hasil penelitiannya
yang dilakukan selama 10 bulan. Setelah
melewati serangkaian penelitian yang
disebutnya sangat hati-hati, Valtin
menemukan, tak ada bukti ilmiah yang
mendukung anjuran kita perlu minum
sebanyak delapan gelas per hari.
Bersama sejumlah koleganya Valtin
memang sempat menjadi perhatian utama
dunia, apalagi selama ini media massa, baik
koran maupun majalah selalu menulis
tentang anjuran minum air sebanyak
delapan gelas per hari. "Saya sudah bicara
dengan kolega saya dan bertanya pada
mereka, apakah ada bukti untuk itu.
Sayang, jawaban terhadap pertanyaan itu
hanyalah mitos," kata Valtin.
Sepertinya pernyataan Valtin agak bertolak
belakang dengan tulisannya di American
Journal of Phsycology, The Food and
Nutrition Board of National Research
Council. Dalam tulisan tersebut Valtin
merekomendasikan orang untuk minum
sedikitnya satu mili meter air untuk setiap
kalori yang dimakan. Dengan asumsi
kebutuhan kalori seorang pria Indonesia
rata-rata 2.500 kalori, seharusnya ia
minum air minimal 2.500 ml per hari atau
lebih dari delapan gelas air. Betulkah ada
kontradiksi?
Sebenarnya tidak. Dalam tulisannya, Valtin
menyebut cairan sebanyak satu mili meter
air untuk setiap kalori yang dikonsumsi
sudah termasuk dalam makanan. "Saya
sudah melakukan 43 penelitian mengenai
sistem osmoregulatory. Sistem itu sangat
persis dan cepat saya temukan bahwa
sukar untuk percaya setelah evolusi,
manusia jadi kekurangan cairan tubuh,"
ujar Valtin.
Menurutnya, jika seseorang memiliki sedikit
cairan dalam tubuh, tubuhnya akan
mengompensasi dengan membawa
kembali air tersebut keluar dari ginjal dan
menambah kekurangan cairan melalui
kulit. Rasa haus sudah terasa sebelum
terjadi dehidrasi. Proses tersebut
berlangsung sangat cepat dan akurat
hanya dalam hitungan menit.
Persoalannya, terletak pada kesalahan
informasi. Selama ini memang banyak
anjuran minum air sebanyak delapan gelas
per hari, padahal sebenarnya tidak perlu.
Orang yang memiliki batu ginjal, lanjut
Valtin, mungkin memerlukan banyak
minum. Akan tetapi, orang yang normal
boleh minum saat haus saja termasuk di
dalamnya minum kopi, teh, bahkan bir.
Atas penjelasan tersebut, Valtin berharap
orang akan merasa lega tanpa harus
merasa bersalah karena kurang minum.
Apalagi harus repot-repot membeli
minuman dalam kemasan yang harganya
mahal. Bahkan, ada kemungkinan orang
yang banyak minum air yang sudah
terkontaminasi atau terpolusi akan lebih
menderita karena mendapat kiriman
penyakit. Akibatnya, akan terjadi urinisasi
atau kelebihan cairan yang beracun.
Senada dengan Valtin, spesialis ginjal yang
juga Kepala Bagian Penyakit Dalam RS Dr.
Hasan Sadikin Bandung, Dr. Rully A.M
Roesli, Sp.P.D., K.G.H., menyebut bahwa
masih banyak pengetahuan dan
pemahaman masyarakat yang keliru,
bahkan terjebak ke dalam mitos tentang
suatu jenis penyakit. Salah satunya adalah
pemahaman mengenai perlunya setiap
orang minum air minimal delapan gelas per
hari karena dianggap akan menyehatkan
ginjal.
"Itu sama saja kelirunya dengan pendapat
yang menyatakan jika kita flu jangan
minum es atau orang yang punya penyakit
hipertensi pasti suka marah-marah. Belum
tentu banyak minum air menjadikan ginjal
kita sehat. Malah kalau tidak hati-hati,
banyak minum justru akan sangat
membahayakan ginjal," kata Rully.
Menurut Rully, jumlah cairan dalam tubuh
memang harus tersedia memadai. Standar
kebutuhan air pada manusia biasanya
mengikuti rumus 30 cc per kilo gram berat
badan per hari. Artinya, jika seseorang
dengan berat badan 60 kg, maka
kebutuhan air tiap harinya sebanyak 1.800
cc atau 1,8 liter. Untuk memenuhi
kebutuhan air sebanyak itu, tidak harus
selalu berasal dari air yang diminum
langsung, melainkan bisa dipenuhi dari
sejumlah sumber makanan yang
mengandung air.
Berkaitan dengan kesehatan ginjal, Rully
menyatakan, minum air dengan jumlah
banyak bisa menjadi salah satu cara agar
ginjal sehat. Minum air, menjadikan orang
sering dilanda "kebelet pipis" alias ingin
buang air kecil. Sering buang air kecil
menyebabkan banyak kotoran dan racun
yang dibuang dari ginjal. Namun, minum
banyak air dengan tidak didasari
pengetahuan memadai, justru
membahayakan ginjal terutama jika antara
jumlah asupan air ke dalam tubuh dan
yang dikeluarkan dalam bentuk urine, tidak
seimbang. Jika setiap hari minum banyak
air, tapi sisanya tidak dibuang atau jumlah
yang dibuangnya lebih sedikit dari yang
masuk, itu justru yang berbahaya bagi
ginjal.
"Jadi, yang benar itu bukan perlunya kita
minum banyak air setiap hari sehingga
ginjal jadi sehat. Namun, ginjal kita akan
sehat jika sering-sering buang air kecil alias
kencing. Makanya, kalau kita ingin kencing,
jangan sekali-kali menahannya karena akan
mengganggu kesehatan ginjal,"
ujar Rully sambil menyebut bahwa soal
kebutuhan air, tubuh kita sudah "diformat"
sedemikian rupa. Ketika mengalami
kekurangan cairan, secara otomatis tubuh
memberi respon dalam bentuk perasaan
haus ingin minum. Kalau begitu, banyak-
banyaklah kencing biar ginjal pun jadi
"cling" (bersih).

Sumber dari: www.mamasipenk.co.cc/2010/08/minum-8-gelas-sehari-membuat-ginjal.html

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita ABG | Cerita HOT | Cerita ABG ML (foto HOT)

How to Contact Me

Resensi Buku | Review Novel Once Upon a Love by Aditia Yudis