Serba-serbi Penyakit HIV/AIDS
AIDS (acquired immune deficiency syndrome) adalah kumpulan gejala akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh yang terjadi karena seseorang terinfeksi HIV. HIV adalah singkatan dari human immunodeficiency virus.
Penularan
Penularan HIV dapat ditularkan Melalui sperma, darah, dan cairan vagina.
Penularan HIV terjadi melalui berbagai cara yaitu:
1. Berganti-ganti pasangan seksual atau berhubungan seksual dengan orang yang positif terinfeksi HIV.
2. Memakai jarum suntik bekas orang yang terinfeksi HIV
3: menerima tranfusi darah orang yang tercemar HIV
4. Ibu hamil yang terinfeksi HIV akan menularkannya ke bayi dalam kandungannya
Gejala dan tahap-tahapan HIV
Bisa dilihat dari 2 gejala yaitu gejala Mayor
(umum terjadi) dan gejala Minor (tidak umum terjadi):
Gejala Mayor:
- Berat badan menurun lebih dari 10%
dalam 1 bulan
- Diare kronis yang berlangsung lebih dari 1
bulan
- Demam berkepanjangan lebih dari 1
bulan
- Penurunan kesadaran dan gangguan
neurologis
- Demensia/ HIV ensefalopati
Gejala Minor:
- Batuk menetap lebih dari 1 bulan
- Dermatitis generalisata
- Adanya herpes zostermultisegmental dan
herpes zoster berulang
- Kandidias orofaringeal
- Herpes simpleks kronis progresif
- Limfadenopati generalisata
- Infeksi jamur berulang pada alat kelamin
wanita
- Retinitis virus sitomegalo
Kasus Dewasa:
Bila seorang dewasa (>12 tahun) dianggap
AIDS apabila menunjukkan tes HIV positif
dengan strategi pemeriksaan yang sesuai
dengan sekurang-kurangnya 2 gejala
mayor dan 1 gejala minor, dan gejala ini
bukan disebabkan oleh keadaan lain yang
tidak berkaitan dengan infeksi HIV.
---
Ada beberapa Tahapan ketika mulai
terinfeksi virus HIV sampai timbul gejala
AIDS:
1. Tahap 1: Periode Jendela
- HIV masuk ke dalam tubuh, sampai terbentuknya antibody terhadap HIV dalam darah
- Tidak ada tanda2 khusus, penderita HIV
tampak sehat dan merasa sehat
- Test HIV belum bisa mendeteksi
keberadaan virus ini
- Tahap ini disebut periode jendela,
umumnya berkisar 2 minggu - 6 bulan
2. Tahap 2: HIV Positif (tanpa gejala) rata-
rata selama 5-10 tahun:
- HIV berkembang biak dalam tubuh
- Tidak ada tanda-tanda khusus, penderita
HIV tampak sehat dan merasa sehat
- Test HIV sudah dapat mendeteksi status
HIV seseorang, karena telah terbentuk
antibody terhadap HIV
-Umumnya tetap tampak sehat selama
5-10 tahun, tergantung daya tahan
tubuhnya (rata-rata 8 tahun (di negara
berkembang lebih pendek)
3. Tahap 3: HIV Positif (muncul gejala)
- Sistem kekebalan tubuh semakin turun
- Mulai muncul gejala infeksi oportunistik,
misalnya: pembengkakan kelenjar limfa di
seluruh tubuh, diare terus menerus, flu, dll
- Umumnya berlangsung selama lebih dari
1 bulan, tergantung daya tahan tubuhnya
4. Tahap 4: AIDS
- Kondisi sistem kekebalan tubuh sangat
lemah
- berbagai penyakit lain (infeksi oportunistik) semakin parah
Pencegahan
Jauhi penggunaan obat terlarang seperti Narkotika.
Jauhi seks bebas, atau bergonta-ganti pasangan seks
Minta kepada dokter untuk menggunakan jarum suntik yang sudah di-steril-kan
Mitos dan Fakta
Mitos (M): Apakah gigitan nyamuk membawa risiko terinfeksi HIV?
Fakta (F): HIV tidak menyebar melalui gigitan nyamuk atau gigitan serangga lainnya. Bahkan bila virus masuk ke dalam tubuh nyamuk atau serangga yang menggigit atau mengisap darah, virus tersebut tidak dapat mereproduksi dirinya dalam tubuh serangga. Karena serangga tidak dapat terinfeksi HIV, serangga tidak dapat menularkannya ke tubuh manusia yang digigitnya.
M: Bisakah saya terkena HIV dari bersentuhan secara biasa? (berjabat tangan, berpelukan,menggunakan toilet, minum dari gelas yang juga digunakan oleh seseorang yang terkena HIV, atau berada berdekatan dengan seseorang yang terinfeksi yang sedang bersin atau batuk)?
F: HIV tidak ditularkan oleh kontak sehari-hari dalam kegiatan sosial, di sekolah, ataupun di tempat kerja. Anda tidak dapat terinfeksi lantaran anda berjabat tangan, berpelukan, menggunakan toilet yang sama atau minum dari gelas yang sama dengan seseorang yang terinfeksi HIV, atau terpapar batuk atau bersin penyandang infeksi HIV.
M:Apakah HIV hanya menjangkiti kaum homoseksual dan pengguna narkoba saja?
F:Tidak. Setiap orang yang melakukan hubungan seks yang tak terlindungi, berbagi penggunaan alat suntikan, atau diberi transfusi dengan darah yang terkontaminasi dapat terinfeksi HIV. Bayi dapat terinfeksi HIV dari ibunya selama masa kehamilan, selama proses persalinan, atau setelah kelahiran melalui pemberian air susu ibu. Sebanyak 90% kasus HIV merupakan akibat dari penularan seksual dan 60-70%kasus HIV terjadi di kalangan heteroseksual.
M: Apakah kita dapat mengetahui bahwa seseorang terkena HIV hanya dengan melihat dari penampilannya?
F: Kita tidak dapat mengetahui bahwa seseorang
menyandang HIV atau AIDS hanya dengan
melihat penampilan mereka. Seseorang yang
terinfeksi HIV bisa saja nampak sehat dan
merasa baik-baik saja, namun mereka tetap
dapat menularkan virus itu ke anda. Tes darah merupakan satu-satunya cara untuk mengetahui
apakah seseorang terinfeksi HIV atau tidak.
M: Bisakah saya terjangkit lebih dari satu
infeksi menular seksual (IMS) pada saat
yang bersamaan?
F: Ya. Anda dapat terkena lebih dari satu infeksi
penyakit menular (IMS) pada saat yang
bersamaan. Masing-masing infeksi memerlukan
pengobatannya sendiri. Anda tidak dapat
menjadi kebal terhadap IMS. Anda juga dapat
terkena infeksi yang sama berkali-kali. Banyak pria dan wanita yang tidak merasa atau melihat
gejala awal apapun ketika mereka pertama kali
terinfeksi dengan IMS, kendatipun mereka masih
bisa menulari pasangan seksualnya.
M: Ketika seseorang sedang menjalani terapi
antiretroviral, dapatkan dia menularkan
HIV kepada orang lain?
F: Terapi antiretroviral tidak dapat mencegah penularan virus ke orang lain. Terapi dapat membantu menurunkan jumlah virus ke tingkat yang tidak terdeteksi, namun HIV masih tetap ada dalam tubuh, dan dapat ditularkan ke orang
lain melalui hubungan seksual, dengan bergantian memakai peralatan suntikan, atau
melalui ibu yang menyusui bayinya.
Kesimpulan dan Saranku:
Setelah membaca rangkuman tentang HIV/AIDS diatas, semoga bagi yang sebelumnya tidak berani dekat dengan orang yang mengidap HIV/AIDS, bisa kembali bersahabat, karena HIV/AIDS itu tak menular hanya dengan berbicara, berpelukan/sentuhan tangan.
Walau menderita penyakit HIV, tapi pengidap HIV juga makhluk sosial yang tak bisa hidup tanpa orang lain, kita harus memikirkan bagaimana sisi dari orang lain. Tidak semua ODHA (Orang Dengan HIV/Aids) itu orang yang perilakunya buruk atau mantan pecandu narkoba. Bisa juga, seseorang terkena HIV tanpa ia ketahui, misalnya ia tertular melalui jarum suntik bekas ODHA lain yang belum disterilisasi, dan sebagainya.
Juga bagaimanakah perasaan kalian, jika dijauhi? Nah, kalian tahu sendiri, bukan? Jadi, janganlah malah berbalik 'mendiskriminasi' pengidap HIV.
Akhir kata, semoga artikel ini bermanfaat! :D
Referensi:
Buku Biologi kelas IX, Erlangga
http://www.aidsindonesia.or.id/dasar-hiv-aids/mitos/
http://aids-ina.org/modules.php?name=FAQ&myfaq=yes&id_cat=1&categories=HIV-AIDS#11/
Komentar
Posting Komentar
Suka artikel diatas?
Coment please..
Supaya bisa tahu kalau kamu suka and bisa posting artikel seperti ini lagi :)
Thanks for the visit