[Resensi Buku Review buku Life Without Limits
Akhirnya setelah buku ini sudah lama masuk dalam daftar
wishlist ku, aku bisa membaca buku ini juga, walaupun tidak bisa memilikinya
dan lewat meminjam buku ini di perpustakaan kecil milik vihara yang ada di
kotaku, tapi yang penting akhirnya bisa membaca buku inspiratif ini sih. Walau
memang lebih baik punya buku ini secara langsung, karena buku ini bukan tipe buku
'selesai-baca-ya-sudah'(?) tapi buku yang kapan-kapan dapat kita buka lagi saat
kita merasa galau dalam kehidupan.
Judul: Life Without Limits
Author: Nick Vujicic
Halaman: 259 hlmn
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Penerjemah: P. Herdian Cahaya Khrisna
Perwajahan
isi: Rahayu Lestari
"Orang kerap bertanya bagaimana aku bisa bahagia
walaupin tidak punya lengan dan tungkai. Jawaban cepatku adalah aku punya
pilihan. Aku bisa merasa marah karena tidak punya tungkai, atau aku bisa
bersyukur karena punya tujuan. Aku memilih sikap bersyukur. Kau juga bisa
melakukannya." -Nick Vujicic
Nicholas James Vujicic atau nama pendeknya Nick Vujicic
(dibaca Voy-a-chich) ialah seseorang yang sejak lahir, sudah tidak memiliki
lengan dan tungkai. Ia hanya memiliki sebuah kaki kiri yang mungil hanya dengan
dua jari kaki (yang ia sebut 'paha ayam mungil'). Dan tentu saja, hidupnya pun
pernah mendapat berbagai kesulitan atas keterbatasannya, maupun karena hal
lain. Tapi, melalui keterbatasannya dan segala kesulitannya itu, ia belajar
untuk hidup tanpa batas, menggunakan keterbatasannya itu untuk berbagi
keyakinan, harapan, dan keberanian kepada banyak orang di dunia sehingga mereka
dapat mengejar impian-impian mereka.
Dalam buku ini, Nick akan membahas bagaimana caranya untuk
menjalani hidup yang tanpa batas. Dan untuk hidup tanpa batas versi Nick,
membutuhkan tujuan yang kuat, harapan yang kuat, iman pada Tuhan dan peluang
tak terbatas, rasa cinta dan penerimaan diri sendiri, sikap yang berkualitas,
jiwa yang berani, kemauan untuk berubah, hati penuh keyakinan, hasrat mendapat
peluang, kemampuan mengukur resikp dan menertawakan diri sendiri, dan misi
melayani sesama. Dan setiap poin tersebut akan dibahas satu per satu oleh Nick
dengan inspiratif.
Pada bab awal, diceritakan bagaimana proses kelahiran Nick
yang sudah tanpa lengan dan tungkai. Dan pada awalnya, orangtua Nick pun,
terutama ibunya; tidak sanggup menerima fakta bahwa anak pertama mereka tidak memiliki
lengan dan tungkai, tapi selanjutnya mereka pun berpikir bahwa mungkin itu
sudah rencana Tuhan dan pada akhirnya menerima fakta itu dan bangkit dari duka.
Yang aku salut ialah bagaimana Nick dapat menerima fakta bahwa orangtuanya
'pernah tidak menginginkannya', walau memang Nick merasa sakit hati setelahnya,
tapi toh, ia tidak berlarut-larut dalam kondisi menyalahkan orangtuanya, malahan kemudian ia dapat memaklumi
orangtuanya.
Nick juga bertemu banyak orang yang kisah hidupnya juga
sangat mengagumkan. Seperti Bethany Hamilton, seorang peselancar kelas dunia
yang kehilangan tangan kirinya karena diserang ikan hiu harimau. Tapi, ia tidak
menyesali kehilangan lengannya itu, ia menganggap itu merupakan rencana Tuhan atas
hidupnya. Bethany tetap melanjutkan hidupnya dan berselancar lagi. Ia kemudian
memenangkan posisi ketiga dalam sebuah kompetisi selancar hanya dengan satu
lengan.
Ada juga Joni Eareckson Tada yang mengalami patah leher
ketika menyelam di sebuah danau sebelum semester pertama kuliahnya usai pada
tahun 1867. Awalnya ia putus asa dan ingin bunuh diri karena kelumpuhannya. Ia
juga menyalah semua orang atas musibah itu dan merasa menjadi korban tapi
akhirnya ia sadar bahwa merasa jadi korban hanya membuatnya terpuruk. Oleh
karena itu, ia mulai bersyukur dan yakin bahwa kejadian itu adalah rencana
Tuhan baginya. Ia pun mulai membangun kehidupan yang membahagiakan dan memuaskan.
Kini, Joni telah memiliki sebuah organisasi nirlaba yang bernama Joni and
Friends.
Dan masih banyak lagi orang-orang yang perjuangan hidupnya
yang sangat mengagumkan serta inspiratif yang diceritakan Nick dalam buku ini.
"Nick, kalau kau dilahirkan memiliki lengan dan
tungkai, aku tidak yakin apakah suatu hari kau bisa sukses seperti kalau kau
tidak memilikinya," kata David. "Berapa banyak anak yang mau percaya
kalau mereka tidak bisa melihat bukti nyata bahwa kau telah mengubah apa yang
mestinya merupakab kekurangan besar menjadi sesuatu yang sangat positif?"
Dan dari cuplikan teks diatas, aku merasa ada benarnya juga.
Bahwa memang kekurangan Nick itu sendiri ialah anugerah baginya. Selain itu, ia
juga mengubah kekurangan itu menjadi kelebihan dalam membagi harapan dan
keyakinan bagi orang lain. Nick telah menunjukkan kalau kesulitan dan
kekurangan tidak dapat menghambatnya dalam meraih kesuksesannya. Belum tentu
Nick dapat sesukses sekarang jika ia memiliki lengan dan tungkai dan juga aku
bersyukur Tuhan menciptakan orang seperti Nick untuk memotivasi hidup banyak
orang, termasuk aku.
Walau tidak memiliki lengan dan tungkai dan sering
berceramah kesana-kemari, Nick tetap bisa bertingkah gila-gilaan. Seperti di
bab Peraturan Gila-gilaan, saat ia dan krunya separuh jalan dalam tur 5 kota di
Indonesia dan tepat saat mereka naik pesawat dari Jakarta ke Semarang, Nick
tiba-tiba punya ide gila untuk masuk ke kompartemen bagasi atas dalam pesawat.
Ia meminta Vaughan, asistennya, untuk mengangkatnya kedalam sana dan Nick juga
pernah merasakan menaiki ban berjalan yang menuju ke ruang khusus pengumpulan
tas di bandara. Haha.. Dasar iseng! :))
Dan untuk terjemahan Bahasa Indonesia buku ini, aku rasa
sudah cukup bagus. Hanya saja, aku menemukan sebuah kesalahan ayat alkitab
dalam hal 113, Yesaya 1:9 yang seharusnya Yosua 1:9. Karena Nick ialah penganut
agama Kristen, jadi buku ini pun ada unsur ke-Kristen-annya, tapi aku rasa buku
ini pesannya universal kok dan tentu saja dapat dibaca berbagai kalangan.
Well, akhir kata, aku beri buku bagus ini 5 bintang dari 5.
:D
Komentar
Posting Komentar
Suka artikel diatas?
Coment please..
Supaya bisa tahu kalau kamu suka and bisa posting artikel seperti ini lagi :)
Thanks for the visit